Mata
Kuliah : Peng. Tek. Internet & New Media
Dosen
: Lintang Yuniar Banowosari
JENDELA BICARA
Nama Kelompok :
·
Imanuel Batu Nanggar (53412652)
Kelas : 2IA26
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
A. Latar Belakang
Sudah sejak dahulu manusia terus mencari
cara untuk mempermudah manusia dalam beraktivitas atau lebih tepatnya bertahan
hidup dan akhirnya berhasil membuat penemuan-penemuan baru yang dapat kita
sebut dengan teknologi. Bermula dari pemakaian batu beserta varietasnya kapak
perimbas, kapak genggam dan alat-alat dari tulang sampai sanggup mengolah
perunggu, kuningan, dst. Seiring dengan penemuan-penemuan baru muncul hingga
teknologi yang kita kenal dan pakai sehari-hari tercipta, kegunaan teknologi
tidak berubah yaitu tetap sebagai alat yang memudahkan manusia dalam bertahan
hidup.
Semejak manusia berpindah dari sistem
barter dan menggunakan mata uang tertentu dalam pertukaran barang atau jasa, uang
berperan penting dalam kelangsungan bertahan hidup. Dalam persaingan dunia
bisnis, pihak yang mampu menguasai pasar merupakan keuntungan besar. Guna
menguasai pasar perusahaan harus mampu menarik pelanggan dalam arti lain
membuat pelanggan tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Salah satu
caranya adalah mengiklankan produk atau jasa semenarik mungkin. Inilah yang
membuat sebuah perusahaan periklanan di Jerman mencoba cara unik dalam beriklan
dengan memanfaatkan jendela kereta api sebagai media iklan.
B. Jendela Bicara
Jendela bicara adalah sebuah teknologi
baru yang dikembangkan untuk dunia periklanan. Teknologi ini disebut Bone Conduction. Sejauh ini, Bone
Conduction hanya dipergunakan oleh para tuna rungu dan militer. Cara kerjanya
adalah dengan menggunakan getaran di permukaan jendela agar telinga mampu
mendengar suara tanpa gelombang suara.
Sebuah perusahaan periklanan di Jerman,
bekerjasama dengan perusahaan spesialis alat bantu dengar, memanfaatkan
teknologi ini dan mengaplikasikannya ke jendela kereta api. Jadi, jendela
tersebut mampu menciptakan suara dan dapat dimanfaatkan sebagai media baru
untuk iklan.
Mereka sudah melakukan percobaan cara pengiklanan ‘Jendela Bicara’ ini ke para penumpang kereta. Penumpang yang lelah sering menyandarkan kepala mereka ke jendela. Saat mereka (penumpang) bersandar ke jendela seketika itu pula mereka dapat mendengar suara dalam kepala mereka, hanya mereka yang dapat mendengarnya. Suara tersebut dihasilkan dari getaran kotak kecil yang menempel pada jendela yang akan meneruskan getaran tersebut ke penumpang.
Terdapat
pro dan kontra dalam penciptaan jendela bicara ini, diantaranya adalah
pengeklaiman bahwa hal ini merupakan pelanggaran hak seseorang untuk
beristirahat, dan kami sudah bosan melihat dan mendengar iklan dimana-mana.
Namun teknologi jendela bicara ini tidak hanya dapat digunakan sebagai media
iklan saja, musik, hiburan, pemberi informasi masal, laporan cuaca, dll.
C. Bone Conduction
Bone
Conduction adalah penerusan gelombang suara ke telinga bagian dalam melalui
tempurung kepala. Bone conduction dapat dipakai oleh orang normal atau yang
mengalami gangguan pendengaran. Beberapa alat bantu pendengaran yang memakai teknologi
bone conduction berhasil mendapatkan hasil yang setara dengan pendengaran
manusia normal. Headset ditempatkan di pelipis dan pipi juga dilengkapi dengan
tranduser elektromekanis yang mengubah sinyal elektrik menjadi getaran menuju ke
teilnga bagian dalam melalui tulang tempurung. Sama seperti mikropon yang digunakan
untuk merekam suara menggunakan bone conduction.
Sejarah Bone Conduction
Pendeskripsian
pertama alat bantu pendengaran pada 1923 oleh Hugo Gernsback adalah Osophone, yang nantinya difusi dengan Phonosone oleh
beliau juga. Pada bulan Desember 2012 di Chalmers University of Technology,
operasi perdana sebagai bagian pembelajaran teknik baru implan bone condution.
Dikembangkan di Charles University dengan bantuan Sahlgrenska University
Hospital di Gothenburg Swedia, menciptakan implan bone conduction yang berbeda
dengan yang sudah-sudah. Alat ini tidak harus ditanam di tempurung kepala
dengan sekrup titanium sehingga tidak ada bahaya infeksi. Pada bulan Januari
2013, para peneliti mengatakan bahwa mereka akan mempresentasikan hasil
penelitian di 2013 awal, namun sampai bulan Juni 2013 hasilnya belum
dipublikasikan.
Perbandingan Headset
Bone Conduction dengan Headset biasa
Headset yang menggunakan teknologi bone
conduction baru muncul di awal tahun 2000, dan sejak itu terus mendapat kepercayaan
konsumen. Ada pertanyaan kunci mengapa headset ini dipercaya banyak orang:
“Apakah headset ini tidak berbahaya bagi telinga?”. Jawabannya adalah “Ya,
headset ini aman” menurut Deborah Price , dokter spesialis pendengaran dan
wakil ketua dari Audiology
Foundation of America.
Biasanya telinga manusia bekerja dengan memerangkap geolmbang
suara di udara, menguatkannya dan mengubahnya ke bentuk sinyal yang dimengerti oleh
otak manusia Sedang bone conduction mengirim gelombang suara dalam bentuk getaran
melalui tulang rahang atau tempurung kepala, tidak melalui udara. Headset biasa
bila pemasangannya tidak pas maka akan ada suara yang keluar sehingga orang
lain dapat mendengarnya juga dan juga dapat terpengaruh suara luar yang masuk
dari celah kecil akibat hal itu, namun bone conduction tidak seperti itu.
Bahkan headset bone conduction dapat digunakan di dalam air.
Teknologi bone conduction memang masih
belum sempurna, terdapat perbedaan kualitas suara headset bone conduction
dengan headset biasa. Suara dari headset bone conduction dirasakan masih lebih
pelan daripada headset biasa. Bone Conduction masih belum menjadi hal umum bagi
masyarakat dan dapat dikembangkan lagi. Headset bone conduction akan menjadi
benda yang popular untuk penguna headset yang khawatir akan gendang telinganya,
tentunya apabila kualitas suara dari headset bone conduction mampu menandingi
headset biasa.
SOURCE